Rabu, 04 Januari 2017

Pengertian , teori budaya dan akulturasi beserta contohnya



A.    Pengertian Budaya
Menurut Wikipedia, budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
B.     Definisi Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" di Jepang dan "kepatuhan kolektif" di China.
Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.

C.    Nilai-nilai Budaya
Nilai-nilai budaya merupakan nilai- nilai yang disepakati dan tertanam dalam suatu masyarakat, lingkup organisasi, lingkungan masyarakat, yang mengakar pada suatu kebiasaan, kepercayaan (believe), simbol-simbol, dengan karakteristik tertentu yang dapat dibedakan satu dan lainnya sebagai acuan prilaku dan tanggapan atas apa yang akan terjadi atau sedang terjadi.
Nilai-nilai budaya akan tampak pada simbol-simbol, slogan, moto, visi misi, atau sesuatu yang nampak sebagai acuan pokok moto suatu lingkungan atau organisasi.
Ada tiga hal yang terkait dengan nilai-nilai budaya ini yaitu :
  1. Simbol-simbol, slogan atau yang lainnya yang kelihatan kasat mata (jelas)
  2. Sikap, tindak laku, gerak gerik yang muncul akibat slogan, moto tersebut
  3. Kepercayaan yang tertanam (believe system) yang mengakar dan menjadi kerangka acuan dalam bertindak dan berperilaku (tidak terlihat).
D. Karakteristik Budaya
a.Komunikasi dan Bahasa
Sistem komunikasi, verbal dan nonverbal, membedakan suatu kelompok dari kelompok lainnya. Meskipun bahasa tubuh mungkin universal, perwujudannya berbeda secara lokal.
Contoh :
- Dalam bahasa Jawa kata Jangan berarti sayur, sedangkan dalam bahasa Indonesia berarti tidak boleh.
- Contoh lain, di Indonesia menggelengkan kepala berarti menolak. Sedangkan di India berarti setuju.
b.Pakaian dan Penampilan
Pakaian, dandanan (aksesoris/perhiasan), penampilan luar, cenderung berbeda secara kultural. Misalnya kebaya dan batik Jawa(Indonesia), kimono Jepang, payung Inggris, sarung Polynesia.
c.Makanan dan Kebiasaan Makan
Cara memilih, menyiapkan, menyaikan, dan memakan makanan sering berbeda antara budaya yang satu dengan budaya yang lainnya. Misalnya :
- Orang cina makan menggunakan sumpit, sedangkan negara lain pada umumnya menggunakan sendok.
- Pada umumnya orang-orang menggemari daging sapi, tetapi orang-orang hindu dilarang memakan daging sapi.
d.Waktu dan Kesadaran akan Waktu
Kesadaran akan waktu berbeda antara budaya yang satu dengan budaya lainnya. Sebagian orang tepat waktu dan sebagian orang lainnya merelatifkan waktu.
Contoh :
- Di sebuah perusahaan jika mengadakan rapat maka para staf (bawahan) diharapkan hadir tepat waktu, tetapi atasan datang terakhir. Hal tersebut terjadi terus menerus secara kontinu sehingga menjadi sebuah kebiasaan (budaya).
e.Penghargaan dan Pengakuan
Suatu area tertentu mempunyai cara tersendiri dalam memberi penghargaan dan pengakuan.
Contoh :
 - Salah satu suku di Tibet, cara mereka memberi penghargaan terhadap orang lain dengan menjulurkan lidahnya yang artinya mereka memberikan rasa hormat terhadap orang tersebut.
- Dalam sebuah organisasi(perusahaan), seseorang yang menduduki jabatan tertentu diberikan penghargaan berupa mobil atau rumah dinas.
f. Hubungan
Budaya juga mengatur hubungan manusia dan hubungan-hubungan organisasi berdasarkan usia, jenis kelamin, status, kekeluargaan, kekayaan, kekuasaan, dan kebijaksanaan.
Contoh :
- Dalam budaya indonesia, hubungan orang tua dengan anak terdapat batasan. Dimana orang tua sangat dihormati oleh anaknya. Sedangkan dalam budaya amerika, hubungan orang tua dengan anak seperti interaksi hubungan antara teman.
- Contoh lain, di Indonesia. Khusunya kota Padang menganut sistem Matrilineal. Dimana perempuan (ibu) lebih dominan perannya dalam meneruskan garis keturunan hubungan keluarga.
g. Nilai dan Norma
Nilai dan Norma manusia juga dipengaruhi oleh kebutuhan hidup masing-masing. Seseorang yang menginginkan kelangsungan hidup, menghargai usaha-usaha pengumpulan makanan, penyediaan pakaian dan rumah yang memadai. Sedangkan mereka yang mempunyai kebutuhan lebih tinggi menghargai materi, uang, gelar-gelar pekerjaan, hukum, dan keteraturan.
Contoh :
- Pada umumnya di negara-negara barat (misalnya : amerika, eropa), orang-orang mendambakan nilai-nilai yang lebih tinggi, seperti kualitas kehidupan, prestasi diri, dan makna dalam pengalaman.
h. Rasa Diri dan Ruang
Kenyamanan seseorang dengan dirinya dapat terlihat secara berbeda oleh budaya.
Contoh :
- Orang-orang yang hidup dan tinggal di pedesaan umumnya, identitas diri dan penghargaan dapat diwujudkan dengan sikap yang sederhana. Sedangkan orang-orang yang hidup dan tinggal di perkotaan biasanya ditunjukkan dengan perilaku lebih agresif.
- Orang-orang barat (misalnya, amerika) mempunyai sifat individualisme yang tinggi, artinya memiliki rasa ruang yang membutuhkan jarak (gap) lebih besar antara individu dengan individu lainnya.
i. Proses Mental dan Belajar
Setiap budaya mempunyai suatu proses berpikir, namun setiap budaya mewujudkan proses tersebut dengan cara yang berbeda. Kehidupan dalam suatu tempat tertentu menetapkan hukum-hukum untuk mempelajari atau tidak informasi tertentu, dan ini ditegaskan dan diperkuat oleh budaya di sana.
Contoh :
- Sistem pendidikan yang berjalan di Indonesia yakni membaca, mendengar, dan mencatat. Hal ini membuat siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Sedangkan, Di negara-negara barat (misalnya eropa, amerika) guru hanya memberi pengarahan saja dan siswa diharapkan lebih aktif.
j. Kepercayaan dan Sikap
Dalam semua budaya tampaknya orang-orang mempunyai perhatian terhadap hal-hal supernatural yang jelas dalam agama-agama dan praktik-praktik agama mereka. Agama dipengaruhi oleh budaya dan budaya pun dipengaruhi oleh agama. Sistem kepercayaan agama sekelompok orang agak bergantung pada tingkat perkembangan kemanusiaan mereka.
Contoh :
- Budaya primitif mempunyai kepercayaan pada makhluk-makhluk spiritual yang kita sebut “animisme”.
- Contoh lain, sebagian masyarakat Indonesia jika ingin membangun sebuah gedung tetapi ada yang masih mempunyai kepercayaan tanah keramat. Maka, biasanya mereka mengadakan ritual upacara terlebih dahulu atau mereka tidak jadi membangun di tanah tersebut.
Tanggapan terhadap topik :
                   Budaya merupakan suatu kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat setiap harinya. Budaya ada karena suatu hasil karya dari olah pikiran dan ide-ide manusia. Budaya dapat berupa adat, kebiasaan, pakaian, makanan, bahasa dan sebagainya. Setiap wilayah ataupun daerah memiliki budaya yang berbeda-beda. Budaya memiliki berbagai karakteristik dan juga nilai-nilai.
Implementasi dalam kehidupan masyarakat :
                   Masyarakat memiliki berbagai macam budaya. Salah satunya yaitu adat. Indonesia memiliki adat dan kebiasaan yaitu sopan santun terhadap orang yang lebih tua. Di Indonesia, jika iingin memberi sesuatu kepada orang lain harus menggunakan tangan kanan. Tetapi di Amerika malah sebaliknya. Adat di Amerika, jika ingin memberi sesuatu kepada orang lain, sebagian besar mereka cenderung menggunakan tangan kiri. Disinilah kita temukan bahwa begitu beragamnya budaya antar Negara.
Implementasi dalam diri sendiri :
                   Setiap pagi jika saya ingin pergi kuliah, saya selalu berpamitan dengan orang tua saya. Mencium tangan mereka dan mengucapkan salam. Begitu juga halnya saat saya pulang dari kuliah dan saat saya pergi dan pulang dari main, saya juga melakukan hal yang sama. Ini merupakan suatu kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia untuk menghormati orang yang lebih tua.
E.     Teori Kebudayaan
Kebudayaan Indonesia walau beraneka ragam, namun pada dasarnya terbenuk dan dipengaruhi oleh kebudayaan besar lainnya seperti kebudayaan Eropa, Tionghoa, India, Arab dan lain sebagainya.
Kata Kebudayaan, berasal dari kata Sanskerta buddhayah, bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi” atau “kekal”.
(Koentjaraningrat. 2003:73)  Menurut BAKKER kata kebudayaan dari “Abhyudaya”, Sansekerta  Kata “Abhyudaya” menurut Sanskrit Dictionary (Macdonell, 1954): Hasil baik, kemajuan, kemakmuran yang serba Iengkap.
Menurut Koentjaraningrat (2000:181) kebudayaan dengan kata dasar budaya berasal dari bahasa sangsakerta ”buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi” atau “akal”. Jadi Koentjaraningrat, mendefinisikan budaya sebagai “daya budi” yang berupa cipta, karsa dan rasa, sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa itu.
Culture dari kata Latin  colere “mengolah”, “mengerjakan”, dan berhubungan dengan tanah atau bertani sama dengan “kebudayaan”, berkembang menjadi” “segala daya upaya serta tindakan manusia untuk mengolah tanah dan mengubah alam”. (Koentjaraningrat. 2003:74)
Pada awalnya, konsep kebudayaan yang benar-benar jelas yang pertama kalinya di perkenalkan oleh Sir Edward Brnett Taylor. Seorang ahli Antropologi Inggris pada tahun 1871, mendefinisikan kebudayaan sebagai kompleks keseluruhan yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, hukum, mora, kebiasaan, dn lain-lain. Pada waktu itu, banyak sekali definisi mengenai kebudayaan baik dari par ahli antropologi, sosiologi, filsafat, sejarah dan kesusastraan. Bahkan pada tahun 1950, A.L. Kroeber dan Clyde Kluchkhon telah berhasil mengumpulkan lebih dari serats definisi  ( 176 definisi ) yang diterbitkan dalam buku berjudul Culture  : A Critical Review of Concept and Definition (1952).
Menurut Atmadja, teori kebudayaan adalah kebudayaan yang timbul sebagai suatu usaha budi daya rakyat Indonesia seluruhnya. Kebudayaan di daerah-daerah seluruh Indonesia, terhitung sebagai kebudayaan bangsa. Usaha kebudayaan harus menuj kearah kemajuan adab, budaya dan persatuan, dengan tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat mengembangkan atau memperkaya kebudayaan itu sendiri, serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia.
Dalam Koentjaraningrat, (2003 : 74 ) J.J Honingmann mengatakan bahwa ada tiga wujud kebudayaan, yaitu :
  1. Ideas
Wujud tersebut menunjukann wujud ide dari kebudayaan, sifatnya abstrak, tak dapat diraba, dipegang ataupun difoto, dan tempatnya ada di alam pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan yang bersangkutan itu hidup. Budaya ideal mempunyai fungsi mengatur, mengendalikan, dan memberi arah kepada tindakan, kelakuan dan perbuatan manusia dalam masyarakat sebagai sopan santun. Kebudayaan ideal ini bisa juga disebut adat istiadat.
  1. Activities
Wujud tersebut dinamakan sistem sosial, karena menyangkut tindakan dan kelakuan berpola dari manusia itu sendiri. Wujud ini bisa diobservasi, difoto dan didokumentasikan karena dalam sistem ssosial ini terdapat aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi dan berhubungan serta bergaul satu dengan lainnya dalam masyarakat. Bersifat konkret dalam wujud perilaku dan bahasa.
  1. Artifacts
Wujud ini disebut juga kebudayaan fisik, dimana seluruhnya merupakan hasil fisik. Sifatnya paling konkret dan bisa diraba, dilihat dan didokumentasikan. Contohnya : candi, bangunan, baju, kain komputer dll.
Sedangkan  (dalam Koentjaraningrat. 2003:81) terdapat tujuh unsur kebudayaan menurut C. Kluckhon,  antara lain :
  1. Bahasa
  2. Sistem pengetahuan
  3. Organisasi sosial
  4. Sistem peralatan hidup dan teknologi
  5. Sistem mata  pencarian  hidup
  6. Sistem  religi
  7. Kesenian
Kebudayaan, sebagai suatu pengetahuan yang dipelajari orang sebagai anggota dari suatu kelompok, tidak dapat diamati secara langsung. Jika kita ingin menemukan hal yang diketahui orang maka kita harus menyelami alam pikir mereka, dimam-mana setiap orang mempelajari kebudayaan mereka dengan mengamati oarang lain, mendengarkan mereka,kemudian membuat suatu kesimpulan. Maka disinilah peran seorang etnograper meleakukan proses yang sama yaitu dengan memahami hal yang dilihat dan didengarkan untuk menyimoulkan hal yang diketahui orang dimana hal ini meliputi pemikiran atas kenyataan. Dalam melakukan kerja lapoangan, etnografer membuat sebuah kesimpulan budaya dari tiga sumber sehingga hal ini menjadi dasar adanya saling keterkaitan yamg sangat kuat tentang Etnograpi dan Kebudayaan itu sendiri yaitu:
  • Dari hal yang dikatakan orang
  • Dari cara orang bertindak, dan
  • Dari berbagai artefak yang digunakan orang.
F.     Pengertian Akulturasi

Istilah akulturasi berasal dari bahasa Latin “acculturate” yang berarti “tumbuh dan berkembang bersama”. Secara umum, pengertian akulturasi (acculturation) adalah perpaduan budaya yang kemudian menghasilkan budaya baru tanpa menghilangkan unsur-unsur asli dalam budaya tersebut. Misalnya, proses percampuran dua budaya atau lebih yang saling bertemu dan berlangsung dalam waktu yang lama sehingga bisa saling memengaruhi.

Sedangkan, menurut Koentjaraningrat, akulturasi adalah proses sosial yang terjadi bila kelompok sosial dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada kebudayaan asing yang berbeda. Syarat terjadinya proses akulturasi adalah adanya persenyawaan (affinity) yaitu penerimaan kebudayaan tanpa rasa terkejut, kemudian adanya keseragaman (homogenity) seperti nilai baru yang tercerna akibat keserupaan tingkat dan corak budayanya

Akulturasi bisa terjadi melalui kontak budaya yang bentuknya bermacam-macam, antara lain sebagai berikut.
Kontak sosial pada seluruh lapisan masyarakat, sebagian masyarakat, atau bahkan antar individu dalam dua masyarakat.
Kontak budaya dalam situasi bersahabat atau situasi bermusuhan.
Kontak budaya antara kelompok yang menguasai dan dikuasai dalam seluruh unsur budaya, baik dalam ekonomi, bahasa. teknologi. kemasyarakatan. agama, kesenian, maupun ilmu pengetahuan.
Kontak budaya antara masyarakat yang jumlah warganya banyak atau sedikit.
Kontak budaya baik antara sistem budaya, sistem sosial, maupun unsur budaya fisik.

Contoh-contoh Akulturasi :



a. Seni Bangunan
Seni bangunan tampak pada bangunan candi sebagai wujud percampuran antara seni asli bangsa Indonesia dengan seni Hindu-Budha. Candi merupakan bentuk perwujudan akulturasi budaya bangsa Indonesia dengan India. Candi merupakan hasil bangunan zaman megalitikum yaitu bangunan punden berundak-undak yang mendapat pengaruh Hindu Budha. Contohnya candi Borobudur. Pada candi disertai pula berbagai macam benda yang ikut dikubur yang disebut bekal kubur sehingga candi juga berfungsi sebagai makam bukan semata-mata sebagai rumah dewa. Sedangkan candi Budha, hanya jadi tempat pemujaan dewa tidak terdapat peti pripih dan abu jenazah ditanam di sekitar candi dalam bangunan stupa.

b.SeniTarian

Tari Betawi. Sejak dulu orang Betawi tinggal di berbagai wilayah Jakarta. Ada yang tinggal di pesisir, di tengah kota dan pinggir kota. Perbedaan tempat tinggal menyebabkan perbedaan kebiasaan dan karakter. Selain itu interaksi dengan suku bangsa lain memberi ciri khas bagi orang Betawi. Tari yang diciptakanpun berbeda. Interaksi orang Betawi dengan bangsa Cina tercipta tari cokek, lenong, dan gambang kromong.

c. Seni Berpakaian

Pakaian Adat Betawi, orang Betawi pada umumnya mengenal beberapa macam pakaian. Namun yang lazim dikenakan adalah pakaian adat berupa tutup kepala (destar) dengan baju jas yang menutup leher (jas tutup) yang digunakan sebagai stelan celana panjang Melengkapi pakaian adat pria Betawi ini, selembar kain batik dilingkari pada bagian pinggang dan sebilah belati diselipkan di depan perut. Para wanita biasanya memakai baju kebaya, selendang panjang yamg menutup kepala serta kain batik. Pada pakaian pengantin, terlihat hasil proses asimilasi dart berbagai kelompok etnis pembentuk masyarakat Betawi. Pakaian yang digunakan pengantin pria, yang terdiri dari: sorban, jubah panjang dan celana panjang banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Arab. Sedangkan pada pakaian pengantin wanita yang menggunakan syangko (penutup muka), baju model encim dan rok panjang memperlihatkan adanya pengaruh kebudayaan Cina Uniknya, terompah (alas kaki) yang dikenakan oleh pengantin pria dan wanita dipengaruhi oleh kebudayaanArab.

d. Adat Kebiasaan

Tradisi membagi rezeki saat hari raya sebenarnya terjadi karena proses akulturasi budaya Tionghoa dengan Islam. Memberi dengan ketulusan hati merupakan bagian luhur dari menjalankan kewajiban sebagai manusia. Dan lebih indah lagi jika segala kebajikan dilakukan di hari raya. Menjalankan tradisi tentu merupakan bagian dari kebajikan. Tradisi yang diwariskan leluhur sejatinya tetap dilaksanakan karena mengandung nilai-nilai moral yang bertujuan baik. Salah satu tradisi Lebaran yang tak kalah populer adalah berbagi rezeki.



Kenapa orang baik?

Kenapa orang baik sering tersakiti? Karena org baik akan selalu mendahulukan org lain, meskipun kebahagiaan ada ditanganya. Dia gamau menik...