PERKEMBANGAN IPA
Awal dari IPA dimulai pada saat
manusia memperhatikan gejala-gejala alam, mencatatnya kemudian mempelajarinya.
Pengetahuan yang diperoleh mula-mula terbatas pada hasil pengamatan terhadap
gejala alam yang ada. Kemudian makin bertambah dengan pengetahuan yang
diperoleh dari hasil pemikirannya. Selanjutnya dari peningkatan kemampuan daya
pikirnya manusia mampu melakukan eksperimen untuk membuktikan dan mencari
kebenaran dari suatu pengetahuan. Dari hasil eksperimen ini kemudian diperoleh
pengetahuan yang baru. Setelah manusia mempu memadukan kemampuan penalaran
dengan eksperimen ini lahirlah IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) sebagai suatu ilmu
yang mantap.
1.
SEJARAH PERKEMBANGAN IPA
a. Zaman Kuno
Pengetahuan yang dikumpulkan pada
zaman kuno berasal dari kemampuan mengamati dan membeda-bedakan, serta dari
hasil percobaan yang sifatnya spekulatif atau trial and error. Semua
pengetahuan yang diperoleh diterima sebagaimana adanya, belum ada usaha untuk
mencari asal-usul dan sebab akibat dari segala sesuatu.
Pada saat manusia mulai memiliki
kemampuan menulis membaca dan berhitung maka pengetahuan yang terkumpul dicatat
secara tertib dan berlangsung terus menerus. Misalnya dari pengamatan dan
pencatatan peredaran matahari, ahli astronomi Babilonia menetapkan pembagian
waktu, tahun dibagi dalam 12 bulan, minggu dibagi dalam 7 hari dan hari dalam 24
jam. Selanjutnya jam dibagi dalam 60 menit dan menit dalam 60 detik. Kemudian
satuan enam puluh ini juga digunakan untuk
pengukuran sudut, 60 detik sama
dengan 1 menit, 60 menit sama dengan 1 derajad dan satu lingkaran penuh sama
dengan 360o.
Demikian pula ahli Babilonia dapat
meramalkan terjadinya gerhana matahari, tiap 18 tahun tambah 10 atau 11 hari.
Ini terjadi kira-kira 3000 SM.
Pada tahun 2980-2950 SM telah dapat
dibangun piramid di Mesir untuk menghormati dewa agar tidak terjadi bahaya
banjir di sungai Nil. Pembangunan piramid itu menunjukkan bahwa pengetahuan
teknik bangunan dan matematika khususnya geometri dan aritmatika telah maju.
Kurang lebih tahun 1.600 SM orang mesir telah menghitung keliling lingkaran
sama dengan tiga kali garis tengahnya sedang luas lingkaran sama dengan
seperdua belas kuadrat kelilingnya.
b. Zaman Yunani Kuno
Perkembangan ilmu pengetahuan
berkembang pesat sekali pada zaman Yunani, disebabkan oleh kemampuan berpikir
rasional dari bangsa Yunani. Pada tahap ini manusia tidak hanya menerima
pengetahuan sebagaimana adanya
tetapi secara spekulatif mencoba mencari jawab tentang asal-usul dan
sebab-akibat dari segala sesuatu.
1.Thales (624-548 SM)
Ahli filsafat dan matematika,
pelopor dari segala cabang ilmu. Ia dianggap orang pertama yang mempertanyakan
dasar dari alam dan segala isinya. Thales berpendapat bahwa pangkal segala
sesuatu adalah air: dari air asal segala sesuatu, kepada air pula ia akan
kembali. Disamping itu dia juga menyatakan bahwa bintang mengeluarkan cahaya
sendiri, sedangkan bulan menerima cahaya dari matahari.
2. Anaximenes (588-526 SM)
Berpendapat bahwa zat dasar adalah
udara. Segala zat terjadi dari udara yang merapat dan merenggang. Pendapat ini
mungkin dihubungkan dengan kenyataan bahwa manusia itu tergantung kepada
pernafasan.
3. Anaximander (610-546 SM)
Berpendapat langit dengan segala
isinya itu mengelilingi bumi dan sebenarnya langit yang nampak itu hanya
separohnya
4. ]Heraklitos (535-475 SM)
Menyatakan bahwa api adalah asal
segala sesuatu, sebab api ini yang menggerakkan sesuatu, menghidupkan alam
semesta, yang berubah-ubah sifatnya didalam proses yang kekal. Yang kekal
hanyalah perubahan, segala sesuatu adalah mengalir.
5. Pythagoras (580-499 SM)
Mengemukakan 4 unsur dasar yaitu
bumi, air, udara, dan api. Dalam bidang matematika menemukan dalil yang
terkenal yaitu bahwa kuadrat panjang sisi miring sebuah segi tiga siku-siku
sama dengan jumlah kuadrat panjang kedua sisi sikusikunya.
6. Empedokles (495-435 SM)
Menerima 4 unsur dasar menurut
Pythagoras dan menyatakan bahwa sifat segala benda terjadi dari pencampuran
keempat unsur itu dalam perbandingan yang berbeda. Keempat unsur itu adalah
sifat panas, dingin, basah dan kering. Kering dan dingin membentuk bumi, panas
dan kering unsur pembentuk api. Air dari basah dan dingin, udara dari basah dan
panas. Selain itu juga dinyatakan bahwa segala benda yang sejenis akan tarik
menarik, sedang yang berlawanan akan tolak menolak.
7. Leukippos dan Demokritos (460-370
SM)
Dalam mencari unsur dasar dari
segala sesuatu Leukippos & Demokritos mengemukakan
teori atom sebagai berikut : Zat
memiliki bangun butir. Segala zat terdiri atas atom, yang tidak dapat dibagi,
tak dapat dimusnahkan tak dapat diubah. Atom-atom dapat berbeda dalam jumlah
dan susunan atom. Semua perubahan akibat dari penggabungan dan
penguraian atom menurut hukum sebab
akibat. Tidak ada masalah kebetulan dan ciptaan. Yang ada hanyalah atom dan
kehampaan
8. Plato (427-345 SM)
Menyangkal teori atom, yang
menganggap bahwa kebaikan dan keindahan itu timbul dari sebab-akibat mekanik.
Plato menyatakan bahwa pengetahuan yang benar adalah yang sejak semula telah
ada dalam alam pikiran atau alam ide. Apa yang nampak oleh pancaindera hanyalah
bayangan belaka. Pengalaman yang kekal dan benar adalah yang telah dibawa oleh
roh dari alam yang gaib.
9. Aristoteles (384-322 SM)
Menerima 4 unsur dasar: tanah,
udara, air dan api dan menambahkan unsur yang kelima
yaitu eter atau “quint essentia”. Ia
menganggap unsur yang satu dapat berubah menjadi unsure yang lain, kecuali eter
yang tak dapat berubah. Dari air dan tanah yang menjadi masak terjadi garam,
biji dan logam. Emas adalah logam yang tidak mengandung tanah. Logam perak,
tembaga, timah putih dan besi, pada dasarnya banyak mengandung tanah. Semua
logam akan mengalami proses memasak menjadi logam mulia, yaitu emas.
Pendapat bahwa unsur berubah menjadi
unsur lain inilah yang menjadi dasar dari alkimia untuk mengubah logam biasa
menjadi emas.
Pendapat Aristoteles yang lain
adalah bahwa untuk mencari pengetahuan yang benar adalah dengan jalan pikiran
secara deduktif. Berbeda dengan Plato, Aristoteles menyangkal bahwa pengetahuan
yang benar itu berasal dari dunia
yang gaib. Melainkan menghargai pengetahuan yang diperoleh dan dibuktikan
dengan pancaindera.
10. Ptolomeus (127-151)
Berpendapat bahwa bumi sebagai pusat
jagat raya, bintang dan matahari mengelilingi bumi (geosentrisme). Planet
beredar melalui orbitnya sendiri dan terletak antara bumi dan bintang. Karya
Ptolomeus ditulis sekitar tahun 150 dan diberi nama Syntaxis, yang kemudian
oleh bangsa Arab dinamakan Almagest yang menjadi ensiklopedia dalam ilmu
perbintangan.
Pendapat dan pandangan dari
Aristoteles serta Ptolomeus berpengaruh sangat lama sampai dengan menjelang
zaman modern, yaitu sampai zaman Galileo, Geosentrisme diganti dengan
heliosentris (matahari sebagai pusat jagat raya).
c. Zaman Pertengahan
Zaman Alkimia (abad 1-2)
Ahli alkimia menerima pendapat empat
buah unsur dan bahkan menambahkan tiga lagi, yaitu: air raksa, belerang dan
garam. Disini pengertian usur lebih dimaksudkan sebagai sifatnya daripada unsur
itu
sendiri.
Air raksa = logam yang mudah menjadi
uap.
Belerang = mudah terbakar dan
memberi warna.
Garam = tak dapat terbakar dan
bersifat tanah.
Zaman Latrokimia (latros = Tabib)
Beberapa cendekiawan Islam diantaranya
:
Al Khowarisni (825)
Menyusun buku Aljabar dan Artimatika
yang kemudian mendorong
penggunaan sistim desimal. Menurut
catatan sejarah karya Al Khowarisni merupakan pengembangan dari karya bangsa
Hindu yang bernama Aryabhata (476) dan Brahmagupta (628). Kemudian Omar Khayam
(1043-1132) ahli matematika dan
astronomi; Abu Ibnusina (atau
Avicenna, 980- 1137) menulis buku tentang kedokteran.
Secara garis besar sumbangan bangsa
Arab dalam pengembangan pengetahuan alam adalah:
1). Menerjemahkan peninggalan bangsa
Yunani, mengembangkannya dan kemudian menyebarkan ke Eropa dan selanjutnya
dikembangkan di Eropa.
2). Mengembangkan metode eksperimen
sehingga memperluas pengamatan dalam lapangan kedokteran, obat-obatan,
astronomi, kimia dan biologi.
3). Memantapkan penggunaan sistim
penulisan bilangan dengan dasar sepuluh dan ditulis dengan posisi letak,
artinya nilai suatu angka terletak pada letaknya.
Contoh :
Bilangan 2132 = paling depan berarti
dua ribuan, berturut-turut kebelakang, satu ratusan, tiga puluhan dan dua
satuan. Cabang matematika elementer yaitu aljabar diawali dan dikembangkan
bangsa Arab.
d. Zaman Modern, Timbulnya Ilmu
Pengetahuan Alam
Pengetahuan yang terkumpul sejak
zaman Yunani sampai abad pertengahan sudah banyak tetapi belum sistimatis dan
belum dianalisis menurut jalan pikiran tertentu. Biasanya pemikiran diwarnai
cara berpikir filsafat, agama atau bahkan mistik. Setelah alat sempurna
dikembangkan metode eksperimen.
Roger Bacon (1214-1294)
Menyatakan bahwa pada hakekatnya
ilmu pengetahuan alam adalah ilmu yang berdasarkan kepada kenyataan yang
disusun dan dibentuk dari pengalamnan, penyelidikan dan percobaan. Matematika
merupakan dasar untuk berpikir dan merupakan kunci untuk mencari kebenaran
dalam ilmu pengetahuan.
Leonardo da Vinci (1452-1519)
Pernah menyatakan bahwa: Percobaan
tidak mungkin sesat, yang tersesat adalah pandangan dan pertimbangan kita.
Francis Bacon (1561-1626)
Berpendapat bahwa cara berfikir
induktif merupakan satu-satunya jalan untuk mencapai kebenaran. Hanya percobaan
dan penyelidikan yang menumbuhkan pengertian terhadap keadaan alam.
Mulai saat itu kegiatan eksperimen
ditingkatkansehingga cara memperoleh pengetahuan dilakukan dengan
langkahlangkah:
1). Observasi dan pengumpulan data
2). Menyusun model atau ramalan generalisasi
3). Melakukan eksperimen untuk
menguji ramalan atau generalisasi
sehingga diperoleh kesimpulan atau
hukum yang lebih mantap.
Nicolas Copernicus (1473-1543)
Ahli astronomi, matematika dan
pengobatan.
Karyanya al:
1). Matahari adalah pusat dari sitim
tatasurya (heliosentrisme)
2). Bumi mengelilingi matahari
sedangkan bulan mengelilingi bumi.
Johannes Keppler (1571-1630)
1). Orbit dari semua planet
berbentuk elips.
2). Dalam waktu yang sama, maka
garis penghubung antara planet dan matahari selalu melintas bidang yang luasnya
sama
3). Pangkat dua dari waktu yang
dibutuhkan sebuah planet untuk mengelilingi matahari adalah sebanding dengan
pangkat tiga dari jarak rata-rata planet itu dengan matahari.
Galileo Galilei (1546-1642)
Antara lain menemukan 4 hukum gerak,
penemuan tata bulan planet Jupiter, mendukung heliosentrisme dari Copernicus
dan hukum Keppler. Ia juga menyatakan bahwa bulan tidak datar, penuh dengan
gunung, planet Mercurius dan Venus tidak memancarkan cahaya sendiri dan juga
menemukan 4 buah bulan pada planet Jupiter. Penemuannya ini didasarkan atas
pengamatan dengan alat teropong bintangnya.
Perkembangan IPA sangat pesat
setelah dikenalkannya konsep fisika kuantum dan relativitas pada abad 20.
Konsep yang modern ini mempengaruhi konsep IPA secara keseluruhan dan
menyebabkan adanya revisi serta penyesuaian-penyesuaian konsep ke arah yang
modern. Dengan demikian, terdapat dua konsep IPA yang berkembang, yakni IPA
Klasik dan IPA Modern.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar