Pengertian
Kesehatan Mental
Kesehatan mental (Mental
Hygine) adalah ilmu yang meliputi sistem tentang prinsip-prinsip,
peraturan-peraturan, serta prosedur-prosedur untuk mempertinggi kesehatan
rohani. Orang yang sehat mentalnya ialah orang yang dalam rohani atau dalam
hatinya selalu merasa tenang, aman dan tenteram.
Menurut H.C.
Witherington, permasalahan kesehatan mental menyangkut pengetahuan serta
prinsip-prinsip yang terdapat lapangan psikologi, kedokteran, psikiatri,
biologi, sosiologi dan agama. Dalam ilmu kedokteran dikenal istilah psikomatik
(kejiwabadanan). Dimaksudkan dengan istilah tersebut adalah untuk menjelaskan
bahwa terdapat hubungan yang erat antara jiwa dan badan. Jika jiwa berada dalam
kondisi yang kurang normal seperti susah, cemas, gelisah dan sebagainya, maka
badan turut menderita.
Kesehatan mental sangat
mempengaruhi kesehatan tubuh seseorang. Seperti yang telah dinyatakan oleh para
ahli bahwa ketika jiwa atau mental seseorang terganggu maka bagian tubuh
seseorang akan terganggu juga. Misalnya saja ketika seseorang mengalami
kesedihan yang sangat sehingga mengalami depresi, maka terkadang kepalanya akan
terasa pusing dan sakit yang kemudian menyebabkan seseorang itu pingsan dan
tidak sadarkan diri. Contoh lain seorang ibu hamil harus tetap menjaga
kestabilan jiwanya karena bisa mempengaruhi kesehatan tubuh dan janin yang
dikandungnya.
Beberapa temuan di
bidang kedokteran dijumpai sejumlah kasus yang membuktikan adanya hubungan
tersebut. Jiwa (psyche) dan badan (soma). Orang yang merasa takut, langsung
kehilangan nafsu makan, atau buang-buang air, atau dalam keadaan kesal dan
jengkel, perut seseorang terasa menjadi kembung. Dan istilah “makan hati
berulam jantung” merupakan cerminan tentang adanya hubungan antara jiwa dan
badan sebagai hubungan timbal balik, jiwa sehat badan segar dan badan sehat
jiwa normal.
Sejak berkembangnya
psikoanalisis yang diperkenalkan oleh Dr. Breur dan S. Freud orang mulai
mengenal pengobatan dengan hipnotheria, yaitu pengobatan dengan cara hipnotis.
Dan kemudian dikenal pula adanya istilah psikoterapi atau autotherapia
(penyembuhan diri sendiri) yang dilakukan tanpa menggunakan bantuan obat-obatan
biasa. Sesuai dengan istilahnya, maka psikoterapi dan autotherapia digunakan untuk
menyembuhkan pasien yang menderita penyakit gangguan rohani (jiwa). Dalam usaha
penyembuhan itu digunakan cara penyembuhan sendiri usaha dilakukan untuk
mengobati pasien yang menderita penyakit seperti ini, dalam kasus-kasus
tertentu biasanya dihubungkan dengan aspek keyakinan masing-masing.
Sejumlah kasus yang menunjukkan adanya
hubungan antara faktor keyakinan dengan kesehatan jiwa atau mental tampaknya
sudah disadari para ilmuan beberapa abad yang lalu. Misalnya pernyataan Carel
Gustay Jung “diantara pasien saya setengah baya, tidak seorangpun yang penyebab
penyakit kejiwaannya tidak dilatar belakangi oleh aspek agama”.
Aspek agama juga sangat
berpengaruh dalam kesehatan jiwa seseorang, kebanyakan orang yang mengalami
gangguan pada jiwanya disebabkan karena keyakinan terhadap Tuhan atau aspek
keagamaannya kurang. Biasanya seseorang yang tidak mempunyai keyakinan atau
agama, ketika seseorang itu mengalami musibah atau peristiwa yang tidak
menyenangkan hatinya maka jiwanya akan mudah tergoncang karena dia tidak
mempunyai sandaran dan pedoman dalam hidupnya, sehingga untuk mengobatinya pun
harus melewati terapi keagamaan pula.
Pengaruh
Kesehatan Mental Terhadap Pikiran atau Kecerdasan.
Kecerdasan adalah daya
menyesuaikan diri dengan keadaan baru dengan mempergunakan alat-alat berfikir
menurut tujuannya, atau kesanggupan bersikap dan berbuat cepat dengan siatuasi
yang berubah, dengan keadaan diluar dirinya yang biasa maupun yang baru.
Bahwa masing-masing
individu berbeda dari segi inteligensinya, karena berbeda dari segi
inteligensinya maka individu satu dengan yang lain tidak sama kemampuannya
dalam memecahkan sesuatu persoalan yang dihadapi.
Mengenai pengaruh
kesehatan mental atas pkiran, memang besar sekali. Diantara gejala yang bisa
kita lihat yaitu : sering lupa, tidak bisa mengkonsentrasikan pikiran tentang
sesuatu hal yang penting, kemampuan berpikira menurun, sehingga orang merasa
seolah-olah ia tidak lagi cerdas, pikirannya tidak bisa digunakan dan
sebagainya. Diantara ciri-ciri perilaku yang secara tidak langsung telah
disepakati sebagai tanda telah dimilikinya inteligensi yang tinggi.
Daftar
Pustaka
Drs. H. Abu Ahmadi. Psikologi Umum. Rineka Cipta, Semarang.
Drs.Zakiyah Daradjat. Kesehatan Mental. PT.Gunung Agung,
Jakarta. 1995
H. Jalaludin. Psikologi Agama, edisi
revisi 12. Raja Grafindo Persada, Jakarta. 2009
Mirisnya isu kesehatan mental masih melekat stigma negatif bagi kebanyakan masyarakat Indonesia, jadi bagi yang mengalami penyakit mental merasa minder saat mau menggunakan layanan kesehatan mental. Tapi katanya dengan membaca artikel psikoedukasi secara intensif mampu menurunkan stigma sosial dan pribadi yang disematkan pada pengguna layanan kesehatan mental secara signifikan. Ini penelitiannya.
BalasHapus